Sumatra Utara,Ledaknews.com Pengairan (Normalisasi) di bawah naungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara II. Normalisasi pengerukan sebelum pengerukan di sediakan tempat pembuangan sedimen, dan sesudah pengerukan seharusnya di angkut ketempat yang sudah disediakan. Faktanya di lapangan di tumpuk di pinggir Pengairan/Jalan.
Pengerukan harus Alat Berat, Berat PC 110(Power Crawler) ke atas, nyatanya di pakai PC 70 (Power Crawler) akibatnya baket Beko tidak mencapai dasar irigasi.
Mirisnya Lagi,Dampak dari kelalaian ini, jalan di sekitar badan irigari di rusak. Harusnya kuku baket beko di siapkan Plat supaya menghindari rusaknya lantai dasar irigasi. Kuku baket Beko seharusnya di modifikasi semacam Plat untuk menutup kuku baket agar lantai tidak rusak dan agar efektif mengangkat sedimen tersebut.
Juna Siregar sebagai Koordinator Forum Diskusi Mahasiswa Anti Korupsi Sumatera Utara (FDMAKSU) sangat kecewa pengerjaan normalisasi pengerukan pengairan saluran sigama sepanjang 6300 M tahun anggaran 2025 yang asal dikerjan. Padahal sudah jelas Pidato pertama Presiden Bapak Prabowo Subianto dalam masa pemerintahannya segera mewujudkan swasembada pangan dan memastikan bahwa kebutuhan pokok, seperti beras dapat dipenuhi dengan baik. Bagaimana mau mewujudkan swasembada pangan yang baik,sementara pengerukan saluran pengairan diduga asal dikerjakan,Ucap Juna Siregar.
Kami Forum Diskusi Mahasiswa Anti Korupsi Sumatera Utara ( FDMAKSU ) dalam waktu dekat akan melakukan Aksi Unjuk Rasa ke Kantor Kejari Gunung Tua terkait permasalahan ini.(Fp)
