Pontianak, Kalimantan Barat – Ledaknews.com. Sebuah video yang viral di media sosial menampilkan seseorang yang diduga berada di lokasi pertambangan ilegal, meminta wartawan untuk “tutup mata tutup telinga” terkait aktivitas penambangan tersebut. Dalam video itu, oknum tersebut menyebut awak media “kurang ajar” dan mengklaim bahwa pekerja sektor informal seperti tukang rongsok dan pedagang keliling sangat bergantung pada keberadaan para penambang.
“Memang kurang ajar para awak media ni, selagi orang masih bekerja ditanahnya sendiri, selagi orang kerja tidak mencuri, minta tolonglah bang tutup mata tutup telinga. Orang-orang macam kami, tukang rongsok, tukang sayur, tukang jual makanan keliling, kalau tidak ada orang tambang susah bang, karena daya beli orang masyarakat, kalau tidak kerja tambang daya beli masyarakat pun kurang bang. Tolonglah bang para kawan-kawan media, kalau melihat hal hal seperti itu tolonglah tutup mata tutup telinga yang penting orang-orang Kalimantan itu tidak merugikan orang, tidak mencuri, ” ucap pria di Video yang beredar luas.
Pernyataan ini memicu reaksi keras dari kalangan jurnalis. Ketua Persatuan Wartawan Kalbar (PWK), Verry Liem, menyatakan kekecewaannya dan mengecam isi video tersebut karena dinilai merendahkan profesi wartawan. PWK sedang mempertimbangkan langkah hukum atas penghinaan ini.
Verry Liem menegaskan bahwa wartawan bekerja berdasarkan kode etik dan tidak sepatutnya disalahkan atau digeneralisasi hanya karena pemberitaan terkait tambang ilegal. “Jikapun ada kesalahan atau pelanggaran kode etik, itu adalah perbuatan oknum, bukan keseluruhan. Pernyataan dalam video itu menjudge semua media atau wartawan. Padahal tidak semua seperti itu dan masih banyak wartawan yang melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan SOP dan Etika Jurnalistik,” ujarnya.
Verry juga mengingatkan bahwa media menjalankan fungsi pengawasan publik, termasuk dalam isu aktivitas tambang yang berpotensi melanggar hukum. Ia meminta masyarakat lebih bijak dalam berkomentar dan tidak menjatuhkan martabat profesi jurnalistik.
Selain itu, Verry mengingatkan rekan seprofesinya untuk menjaga marwah dan martabat insan media. “Bagi rekan-rekan yang melaksanakan fungsi kontrol agar mengedepankan etik, jangan menciderai martabat atau merendahkan profesi dengan berprilaku yang tidak mencerminkan seorang jurnalis atau wartawan,” tegasnya.
Verry juga menekankan pentingnya integritas dan kapabilitas bagi para jurnalis. “Kepada pimpinan redaksi yang memberikan mandat dan tugas kepada anggotanya agar diperhatikan integritas dan kapabilitasnya, jangan asal rekrut, carilah mereka yang minimal punya dasar pendidikan yang terdidik dan terlatih sehingga menumbuhkan seorang jurnalis yang profesional,” pungkasnya.
Pewarta: Tim PWK