Tanjungpinang, Kepri —Ledaknews.com
Di tengah zaman yang sarat kepentingan dan pencitraan, masih ada sosok yang bekerja dalam senyap, bergerak tanpa pamrih, dan menolong tanpa mengharap imbalan. Sosok itu adalah Fauzan, Ketua DPD Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (AKPERSI) Provinsi Kepulauan Riau, yang kini menuai apresiasi luas dari masyarakat karena kiprahnya membela rakyat kecil dengan hati nurani.(8 Oktober 2025)
Bekerja di balik layar tanpa dukungan fasilitas atau anggaran, Fauzan dan tim AKPERSI Kepri menunjukkan dedikasi yang tak biasa. Tak hanya menulis dan mengkritik lewat media, ia juga hadir langsung di tengah masyarakat yang membutuhkan — dari membantu pasien BPJS nonaktif hingga menjadi jembatan komunikasi dengan rumah sakit dan instansi pelayanan publik.
Gelombang dukungan dan ucapan terima kasih pun terus mengalir dari berbagai daerah di Kepri. Masyarakat menilai keberadaan Fauzan bukan hanya penting, tapi menjadi bukti bahwa masih ada insan pers yang benar-benar menjalankan profesinya sebagai pengabdi masyarakat.
Salah satu tokoh pemuda pesisir Kabupaten Lingga, Bambang Riau atau akrab disapa Fendi, tak kuasa menahan haru saat bercerita tentang Fauzan.
“Kami salut dan terharu. Pak Fauzan hadir saat masyarakat kesulitan — tanpa menunggu diminta, tanpa mencari sorotan. Beliau bantu pasien yang BPJS-nya tidak aktif, bantu keluarga yang bingung urusan administrasi rumah sakit. Ini ketulusan yang langka,” ujarnya.
Fendi menambahkan, Fauzan bukan hanya dikenal sebagai wartawan muda yang kritis, tetapi juga sebagai tokoh sosial yang benar-benar hidup di tengah rakyat.
“Beliau bukan pejabat, tapi cara kerjanya melebihi pejabat. Sering turun langsung ke rumah sakit, menjadi jembatan antara masyarakat dan pihak berwenang. Fauzan itu seperti penenang bagi orang yang sedang panik,” tambahnya.
Kesaksian serupa juga datang dari warga lain yang enggan disebutkan namanya. Ia mengaku kagum akan semangat Fauzan yang tak pernah padam.
“Saya heran, dari mana beliau dapat kekuatan sebesar itu. Tidak ada anggaran, tidak ada gaji, tapi selalu hadir untuk membantu. Saya pikir, ini bukan soal materi — ini soal hati,” ucapnya.
Fauzan dikenal tegas dan lantang ketika melihat perlakuan tidak adil terhadap rakyat kecil. Ia tak ragu menegur rumah sakit atau instansi yang dianggap melanggar hak warga. Namun, di balik ketegasannya, masyarakat melihat ketulusan.
“Kadang nadanya tinggi, tapi itu karena dia membela rakyat yang tidak tahu aturan atau tidak tahu ke mana harus mengadu,” ujar seorang warga Tanjungpinang.
Kini, DPD AKPERSI Kepri tidak lagi hanya dikenal sebagai organisasi pers, tetapi juga telah menjelma menjadi wadah kemanusiaan. Berbekal niat tulus dan semangat sosial, mereka bekerja tanpa anggaran, tanpa fasilitas, dan tanpa kepentingan politik.
Fauzan pun memegang satu prinsip hidup yang terus ia jalankan dalam diam:
“Kau belum hidup sampai kau berbuat sesuatu untuk seseorang yang takkan pernah bisa membalas budimu.”
Bagi Fauzan, kalimat itu bukan sekadar kutipan. Itu adalah napas perjuangan. Ia memilih berada di balik layar, menolak sorotan kamera, dan tak pernah mengumumkan bantuan yang ia lakukan. Namun kali ini, masyarakatlah yang memilih mengangkat kisahnya — karena ketulusan seperti itu terlalu berharga untuk disembunyikan.
Apa yang dilakukan oleh AKPERSI Kepri hari ini menjadi cerminan dari jurnalisme yang hidup — menulis dengan hati, bertindak dengan nurani. Di tangan Fauzan, media tidak hanya menjadi alat penyampai informasi, tetapi juga senjata untuk mengubah kenyataan.
Dan di tengah dunia yang semakin riuh mencari panggung, Fauzan justru memilih jalan sunyi: menolong dalam diam, berbuat tanpa pamrih, dan membela tanpa batas.
(*)