Ketapang, Kalbar – Ledaknews.com Diduga akibat kurangnya pasokan dari Pertamina, sejumlah SPBU di wilayah Kecamatan (Wilcam) di Kabupaten Ketapang kekurangan stok persediaan sehingga berdampak pada Harga BBM jenis Pertalite di tingkat eceran jadi meroket.
Bahkan hampir ricuh seperti terpantau di SPBU Sandai, dimana terjadi antrian panjang para pengendara yang akan melakukan pengisian untuk persiapan perayaan Natal.
Demikian pula di SPBU Sungai Beliung Nanga Tayap, terjadi antrian panjang. Sesekali terdengar para pengantri ngomel.
Beberapa warga yang sempat ditemui dan dimintai keterangan mengatakan bahwa eceran pertalite di kios-kios sudah naik berkisar Rp18.000-20.000. para pengendara bermotor tersebut terpaksa membeli di kios karena di SPBU telah menerapkan sistem barcode untuk pembelian Pertalite bagi kendaraan mobil, sedangkan mereka hendak mengisi Pertamax namun tidak ada persediaan di SPBU.
” Harga sudah melambung bang, kita ngantri di SPBU tak kebagian karena karena harus pakai Barcode, terpaksa beli di kios yang ada jual. Mau isi Pertamax di SPBU tidak ada stok. Terpaksa saya isi pertalite dengan harga tinggi, “ungkap sopir Calya yang tak menyebutkan namanya.Rabu(25/12/2024).
Salah seorang pengendara motor yang ada di lokasi menyampaikan bahwa sempat membeli BBM pertalite di kios karena terpaksa.
“Tadi saya isi dua liter 36 ribu, ya mau gimana juga daripada motor tak bisa jalan,” ungkap Anton warga Tayap yang ditemui media.
Pengendara lain di sapa Thomas mengeluhkan hal serupa bahwa minyak sudah mulai sulit didapati di kios-kios sehingga harga jadi naik.
” Saya baru pulang dari Gereja kebaktian Natal, karena jauh dari SPBU ya terpaksa beli di kios, itupun sudah susah dapatnya karena hanya kios tertentu yang ada jual dengan harga yang sudah tinggi, ya mungkin karena tidak ada pasokan,” ujar Thomas.
Salah seorang pengelola SPBU saat dikonfirmasi mengatakan, terjadinya antrian tidak seperti biasanya, karena bagi pengendara mobil wajib pakai barcode, sedang mereka belum ada barcode nya, sementara mereka mau isi Pertamax pengiriman tidak datang, “jelas pengelola SPBU.
Lanjut dijelaskannya, bahwa sewaktu warga masih bisa menggunakan rekom pengantri tidak seperti yang terjadi.
” Waktu masih bisa mereka ambil pakai rekom tidak ada antrian seperti ini, karena mereka bisa membeli di kios-kios eceran, sebab masyarakat di sini tempatnya jauh jauh tidak seperti di Kota. Kita di Kecamatan ini kadang bingung juga, apalagi di sini adalah perlintasan,” tutupnya.
Warga berharap ada kebijakan Pemerintah khususnya bagi daerah kecamatan yang jauh dari pusat kota. Apalagi pada masa warga hendak merayakan hari keagamaan seperti Natal, yang sebentar lagi di sambut Tahun Baru dan di susul hari raya Imlek.
Sepanjang pengamatan tim media di lapangan, “Pelayanan mudik tahun ini terburuk”. Tahun-tahun sebelumnya minyak aman terkendali dan tersedia di setiap desa.
Masyarakat lebih kuatir lagi jika nanti puncak arus balik yang mungkin akan lebih padat, oleh karenanya hal ini harus diantisipasi sejak awal.
Tim
Sumber: warga masyarakat